SBMA siap memperluas ekosistem bisnisnya ke sektor konstruksi dan pengolahan limbah. Langkah ini bukan sekadar diversifikasi cuan, melainkan respons adaptif terhadap progress dan prioritas pembangunan nasional.
Ekspansi ini menunjukkan pola pikir bisnis yang solutif. Sektor konstruksi, yang sedang gaspol berkat dorongan infrastruktur pemerintah, jelas membutuhkan pasokan gas teknis yang stabil dan berkualitas. Sementara itu, keterlibatan di pengolahan limbah menjawab isu lingkungan krusial, sejalan dengan komitmen pemerintah untuk menerapkan ekonomi sirkular dan menekan volume sampah.
Kolaborasi Bisnis dan Kebijakan Publik
Perluasan SBMA ke dua sektor ini menciptakan peluang kolaborasi yang konstruktif dengan kebijakan publik. 
Dalam sektor konstruksi, SBMA dapat menjadi mitra supply chain vital, menjamin kecepatan dan kualitas pembangunan infrastruktur.
Di sisi pengolahan limbah, kontribusi teknologi gas industri dalam proses daur ulang atau pemusnahan limbah berpotensi besar menekan biaya operasional pemerintah daerah. 
Transparansi dalam kerjasama ini perlu dikawal. SBMA perlu memastikan bahwa teknologi yang dibawa efisien dan ramah lingkungan, serta terbuka untuk diaudit oleh publik. 
Ini adalah sinergi positif: bisnis mendapatkan peluang cuan baru, sementara pemerintah mendapatkan solusi untuk masalah menahun.
Sebagai Warga Sipil Berdaya, kita perlu mengawal perluasan ini. Di sektor konstruksi, pengawasan terhadap safety standard penggunaan gas di lapangan menjadi penting. 
Di sektor limbah, fokus utama kita adalah memastikan teknologi yang diterapkan SBMA benar-benar efektif dan tidak menimbulkan dampak negatif baru terhadap lingkungan.
Langkah SBMA menunjukkan bahwa modal swasta yang fokus pada solusi dapat menjadi akselerator progress nasional. Dengan kolaborasi yang transparan dan pengawasan yang aktif dari publik, ekspansi ini berpotensi memberikan kontribusi ganda: pertumbuhan bisnis yang sehat dan solusi yang konkret untuk isu infrastruktur dan lingkungan.